Minggu, 01 Agustus 2010

Saksi pada Luka

Bau sisa hujan masih tertinggal memenuhi udara
Rasa segar yang sama sejak jaman purba tak berubah dan lekang di sini
Setetes air bergulir miring dan jatuh dari ujung daun pohon rambutan
Plas!
Ia memecah serak tanah di bawahnya lalu meresap hilang seperti yang lainnya
Menyisakan lubang lembab buta
Bulu-bulu sayap para malaikat hujan masih melayang berserakan memenuhi udara
Yang jatuh layaknya salju memutih penuh pada tanah basah
Yang lain terbawa angin entah kemana
Dan aku melihat itu semua sejelas aku melihat jejak-jejak tapak kakimu di lantai ini
Sejelas aku melihat jejak-jejak tapak tanganmu yang meraba di tiap dinding ini
Sejelas aku mencium jejak-jejak bau tubuhmu di tiap jengkal ruang ini
Dan sejelas tiap bayangmu yang memenuhi detail sudut pikiranku
Tapi bukan dirimu…
Karna kau tak kutemukan di sini
Dan aku tak kuasa mentransformasi-non-materialkan partikel-partikel diriku menujumu…
Aku tak bisa!
Aku tak tau kau di mana…
Dan bahkan dalam ketiadaanmu
Kau masih dapat menghukumku dengan rindu-benci ini

24 Sept 2009
23.20-23.28

Tidak ada komentar:

Posting Komentar