Senin, 06 Juni 2011

Kemana Semua Buah Itu?

Anda suka dengan buah? Saya suka. Apalgi yang langsung dipetik dari pohon.

Saya rindu dengan buah-buah yang bisa saya temui dulu, buah yang bisa saya lempari dari pohonnya, saya curi dan petik dari halaman tetangga, yang bahkan kini kalau mencarinya di pasar buah dan pelosok kampung juga tidak ada. Beberapa pohon buah kampung yang sebagian sudah jarang saya temui adalah pohon buah nona (srikaya), buah rambai, buah kapundung, sawo dan sirsak (kalau yang dua belakangan ini ada di belakang rumah saya), buah rukam, dan buah buni, dan buah delima.

Berbeda dengan anak sekarang yang mainnya internet dan psp, dulu tentu saja kedua hal itu belum ada, sebagai anak miskin lugu, permainan paling canggih yang saya tahu adalah video game dengan kompartisi yang besar, game watch dan tamiya, yang kesemuanya adalah permainan mahal. Saya ingat dulu waktu kecil saya sering mencari yang namanya buah buni itu. Bersama teman-teman, saya rela harus melintasi 4 gang lainnya dari gang rumah saya hanya untuk mengambil atau menjolok buah yang bergerombol kecil-kecil dan berasa manis itu jatuh dari pohon yang besarnya minta ampun. Kalaupun itu tidak bisa, mendapatkan jatuhannya di tanah saja sudah membuat kami puas. Sebenarnya ada pohon buni lainnya, namun adanya di kuburan yang semak dan ilalangnya susah untuk dimasuki. Kini pohon buni itu sendiri sudah hilang entah bagaimana nasibnya.

Ada juga murbei. Pohonnya berbentuk semak perdu liar. Buahnya yang terdiri dari bulatan-bulatan kecil ini berwarna merah dan berasa asam jika masih muda, namun terasa asam-manis jika sudah matang kehitaman. Namanya sendiri dipakai sebagai nama hama padi yang berbentuk sama. Dulu saya mencarinya di pagar sebuah rumah yang tak lagi ada penghuninya.

Pohon buah lain yang tidak saya lihat lagi adalah ceremai. Biasanya ia lebih cocok dibuat manisan karena rasanya yang asam. Pohonnya juga masih sepupuan dengan belimbing wuluh.
Ada juga buah roda, yang dulu saya tidak tahu bagaimana bentuknya. Namun seingat saya, dulu, teman-teman saya selalu menjagokan buah ini dalam cerita-cerita meraka. Bodohnya saya dulu adalah, mengapa tidak pernah ikut berpetualang dengan mereka kalau sudah menyangkut buah roda. Mungkin karena dulu dalam pikiran saya buah itu memang berbentuk seperti roda becak atau gerobak sampah ya, makanya saya tak pernah mau, entahlah saya lupa.

Memang beberapa buah kampung sudah menunjukkan auranya dan mengajukan nama mereka sehingga mendunia. Bahkan pisang dengan beraninya mendirikan republiknya sendiri. Bukankah itu menunjukkan betapa mandiri dan dominannya dia? T E R L A L U… . Besar kecil pisang juga menjadi simbol kejantanan lela…
Ow ow ow…lebih baik saya berhenti di sini sebelum menjurus ke arah yang lebih sensitif.

Kini buah roda sudah berganti buah naga, murbei jauh kalah saing dari sepupunya strawberry, burberry nyangkut di tangan Halle Berry. Mangga (mango) bahkan mengandeng Mila Jovovich sebagai ikonnya, sedangkan apple, blackberry, (dan blueberry?) kini setia hadir di saku dan tas menjadi lambang presisi banyak pribadi.

Kapan saya bisa melihat lagi pohon buni menjulang tinggi dengan amannya, bersebelahan dengan pohon rukam dan ceremai di sebarannya? Kapan ya salak bisa ikut mendunia juga?

- Q -
June 4 2011

Buah Buni

Buah Murbei

Buah Kepundung

Buah Ceremai atau Gooseberry

Buah Roda

Buah Rukam

Buah Nona atau Srikaya

Buah Rambai

4 komentar:

  1. buah roda ko sama kaya buah salam di depan rumah saya? kalau buah salam rasanya manis-sepet kalau sudah matang kebetulan saya lagi makan buahnya

    BalasHapus
  2. Waaah... di tempat mbak Nadzma masih banyak ya??? Di Medan sih udah jarang, kalau mau harus nyari di kampung-kampung dulu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. kok aku ga pernah denger buah roda sama buah rukam ya?? kalau yang terakhir itu, aku kenalnya namanya buah menteng. di karawang sini, kadanga masih banyak yang jual buah menteng itu.

      Sayang ya, masa kecilku juga skip si buah roda and rukam itu. gimana rasanya ya?

      tapi bener juga, masa kecilku mainnya di got nyari ikan gepi, atau di sawah yang habis panen, main kasti. anak sekarang jempolnya doang yang gerak mencet2 stik PS, ampyuuunn......

      dimana letak sehat jasmaninya??

      Hapus
    2. Ada di daerah saya, dan buah roda itu kalo di tempat lain namanya disebut juga buah. Dan sudah selama ini saya baru merasakannya beberapa waktu yang lalu, rasanya manis agak asam seperti yang mbak Nadzma isdhihar bilang. dan ternyata di luar negeri buah kepel itu terkenal dan termasuk dalam buah mahal yang disajikan di restoran. Di sana ia dikenal dengan buah Tin.

      Sedangkan rukam sering dijadikan manisan tapi saya gak pernah melihatnya lagi bahkan dalam bentuk manisan. :(.

      Ah... anak sekarang memang seperti dikarbit ya, cepat sekali besar dan dewasanya. Tak ada keasikan dalam dunia anak-anak seperti dulu. :)

      Hapus