Rabu, 13 April 2011

Cinta

Ketika Cinta datang, ia akan mencampakkan hati dan jiwamu
Dihapusnya segala waktu, tempat dan ruang dari dirimu.
Begitulah tanda-tanda kehadirannya.
Kau menjadi kafir sekaligus beriman pada saat bersamaan, dan bertempat tinggal di keduanya selama-lamanya.
Tamhidat, Ayn Al Qudat Hamadhani

Saya suka sekali dengan kutipan di atas, karena itu saya mengulangnya kembali dan menempatkannya dalam sebuah catatan. Dan untuk judul Cinta di atas, tidaklah perlu ditambahkan apa-apa karena ia adalah semua hal yang saling bertabrakan. Setiap orang tahu akan Cinta namun setiap orang juga adalah jiwa yang bodoh yang tidak dapat menjelaskannya dengan kata-kata paling tepat sekalipun.
Mohon maaf kalau catatan kali ini - mengutip teman saya yang punya ide berlebih, Elmo Raditya Anwar - sedikit sentimeter (maksudnya sentimentil), namun walaupun sentimeter, klise, mungkin berlebihan, memiliki banyak hal yang tidak relevan karena sebagian besar adalah rangkuman pendapat saya sendiri, harus diakui kalau Cinta adalah topik yang tidak pernah habis untuk dibincangkan.

Seperti yang saya katakan di atas, Cinta adalah hal yang saling bertabrakan juga saling membelakangi. Ia adalah rindu namun benci, ia adalah hitam yang takkan dikenal kalau tak ada putih dan sebaliknya, ia adalah diam namun memiliki riuhnya suara, ia adalah kesenangan yang meninggikan namun juga hunjaman sakit yang menghempaskan. Ia memiliki banyak bentuk namun memiliki bentuk satu yang tetap. Ia adalah anugerah Ilahi dan dengannya Tuhan menciptakan semesta dan kelak menghancurkanya kembali.

Cinta juga menjadi alasan untuk hal-hal yang dirasa tidak masuk akal. Pernahkan anda mendengar seseorang lelaki/perempuan yang membunuh pasangannya justru karena ia mencintainya dengan sangat. Atau melakukan hal-hal gila untuk membuktikan bahwa ia mencintai pasangannya.

Cinta juga penuh dengan kebodohan. Ada ungkapan yang mengatakan kalau cinta telah membuat kita kehilangan 80% akal sehat yang bisa jadi itu benar. Karena alasan Cinta seseorang tidak bisa lagi memilah mana rasa sayang atau kebodohan terpedaya.

Bahkan kalau Cinta dianggap sebagai sesuatu yang gaib, penuh misteri, maka saya juga setuju dengan itu. Cinta memilih siapa yang akan dirasukinya. Membiarkannya menyelam dalam kebahagiannya. Menyenangkan bagi mereka yang merasakannya, bergelora dan berbunga-bunga, just like a butterfly flies in you, menggelitik. Namun jangan lupa kalau ia juga dapat pergi melayang atau pudar, atau malah berusaha untuk dihilangkan dengan kesengajaan yang penuh siang dan malam namun sialnya masih saja menetap dalam pikiran. Ada pribadi yang dapat dengan ikhlas melepas cinta yang semula ia punya, ada yang sulit untuk melepaskannnya, ada yang mengetahui kalau cinta mereka tak akan mungkin bersatu atau malah ditolak, atau malah bertepuk sebelah tangan.

Jangan tanyakan sakitnya, duh tak terbayangkan…

Oh ya, katanya cinta juga buta. Ia memang memilih, namun ia memilih secara acak. Ia tidak memandang SARA, jenis kelamin, usia, harta dan lainnya. Semua sama di hadapannya.

Macam-macam cinta juga banyak, dan dengan pengetahuan saya yang pas-pasan saya mengelompokkannya sesuai dengan kemauan saya.
Ada Cinta phillia, Cinta yang menitik beratkan pada hubungan orang tua-anak, dan persahabatan.
Ada Cinta monyet yang bersifat sementara dan labil, sebentar ini sebentar itu. Putus-sambung dan berganti-ganti dengan seenaknya.
Ada pula Cinta palsu, yang penuh dengan kepura-puraan. Penuh dengan motif yang beragam seperti rasa iba, materi, atau keuntungan lain untuk memuluskan niat si pecinta termasuklah di dalamnya Cinta karet yang sana-sini lengket, maksudnya, kanan digaet, kiri juga ikut nempel. Tipe ini adalah tipe yang setia, di mana setiap tikungan ada, pengobral sejati.
Juga ada Cinta satu malam. Nah kalau ini sepertinya simbiosis mutualisme di mana satu dan yang lainnya saling menguntungkan, selama keduanya suka dan (mungkin juga sesuai) (ke-) sepakat (-an).

Bagaimana dengan Milyuner Hugh Heffner, pemilik multiperusahan peternakan kelinci-kelinci sexy, Playboy, yang berbeda usia 61 tahun dengan istri terbarunya, Cintanya ini termasuk ke dalam Cinta jenis mana ya???

Ada juga Cinta sejati, yang …. Entahlah saya tidak dapat mendefenisikannya.
Kalau kepada pasangan, katanya, kalau sudah benar cinta, maka ia dapat merasakan apa yang pasangannya rasakan walaupun ia menyangkalnya.

Mengenai Cinta sejati sendiri, bagi saya, saya percaya bahwa selain Tuhan dan ibu saya, ada orang-orang, yah paling tidak, seseorang di luar sana yang mencintai saya dengan tulus dan tanpa pamrih.

Lalu yang paling tinggi adalah Cinta Ilahiah, Cinta Allah kepada umatnya, tak berbatas dalam bentuk yang tak terhitung pada setiap detik yang berjalan. Subhanallah.


When you love someone, say it right away before it passes you by.

Saya lupa kutipan dari siapa kata-kata di atas, namun menerjemahkan kutipan tersebut, cinta sangat erat dengan momen yang tak akan terulang lagi. Katakan Cinta saat itu juga kalau kau memang mencintai seseorang sebelum momennya melewati dirimu dan pergi.

Aku mencintai keseluruhan dirimu, selalu...

- dan huruf C-pun beterbangan di udara –


- Q -
13 April 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar