Jumat, 27 Mei 2011

Mereka Bilang Ketindihan Saat Tidur. Uuuuuuu…

Pernahkah kamu merasakan suatu keadaan di mana tiba-tiba terbangun dari tidur dan tidak dapat berbuat apa-apa. Merasa kaku dan sesak, ingin bergerak namun tertahan, ingin teriak namun suara tercekat di tenggorokan, ingin menangis, namun apa daya, itu juga tak berguna.
Kamu lumpuh!

Walaupun kejadian itu berjalan selama beberapa detik atau beberapa menit. Saya pernah merasakannya beberapa kali. Saat kali pertama itu terjadi, saya akhirnya hanya bisa pasrah setelah usaha apapun yang saya lakukan terasa percuma, saya merasa itulah saat di mana saya tak akan bangkit lagi dari tempat tidur. Saya pasrah namun berharap ada seseorang yang datang dan menyentuh saya sedikit saja, atau menendang kaki saya agar badan saya tersadar bahwa ia belumlah mati. Hingga akhirnya serangan itu mereda sendiri dan saya terbebas. Menyeramkan!

Kejadian itu dinamakan kelumpuhan saat tidur atau sleep paralysis. Umumnya disebut ketindihan. Kejadian yang ada ketika hal ini terjadi - berdasarkan analisa dengan menggunakan polysomnograph (rekaman tidur) - adalah adanya penekanan pada otot rangka orang tersebut. Dalam beberapa kasus ia menjadi gejala adanya migrain dan narcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa adanya kantuk).
Penyebab pasti ketindihan ini masih belum diketahui, namun, beberapa kemungkinan besarnya adalah:
• Tidur telentang,
• Stress yang meningkat,
• Perubahan lingkungan/gaya hidup yang tiba-tiba,
• Mimpi yang jelas dan berkelanjutan
• Konsumsi alkohol yang berlebihan (nah lho…)
• Dan perubahan tahap tidur yang cepat, dari REM ke tahap yang paling ringan sehingga tubuh tidak siap.

Pavor Nocturnus!
Saya suka sekali dengan kata yang beberapa tahun ini hinggap di kepala saya, walau artinya menyeramkan. Pavor nocturnus berarti Night Terror atau Teror Malam. Pavor nocturnus juga dikaitkan dengan ketindihan ini, karena biasanya ketindihan disertai dengan halusinasi dan perasaan takut akan bahaya. Namun bagi saya dia juga Pavor diurnus, karena peristiwa ketindihan saya yang pertama kali terjadi bertahun lalu justru terjadi di siang hari ketika saya tidur siang.

Di banyak budaya, ketindihan dikaitkan dengan kedatangan makhluk halus jahat yang duduk di atas tubuh dan menekannya hingga tak bergerak. Dalam literatur Romawi kuno, Incubus karya Kiessling, makhluk bernama Incubus-lah penyebabnya, ia berwujud setengah manusia dan setengah binatang buas. Pada mitology Yunani ketindihan disebut ephialtes, di Jeman disebut mar/mare, (yang kemudian menjadi etimologi dari nightmare = mimpi buruk), pada Inggris kuno ia disebut maire, di Norwegia kuno disebut mara, dan di budaya Irlandia kuno disebut mar/mor. Ia juga disebut The Old Hag seperti tercantum dalam ceritanya Shakespeare, Romeo and Juliet.

Di berbagai budaya lainnya, seperti di Fiji, ketindihan disebut sebagai kana tevoro, di Turki disebut karabasan, di budaya Arab ia disebut, kaboos berarti ‘penekan’ atau ‘mimpi buruk’ atau ja thum yang berarti 'Dia yang duduk pada sesuatu’. Dan di Persia disebut bakhtak. Dalam budaya Islam dipercaya bahwa ketindihan disebabkan oleh jin. Tidak berhenti di situ, di China ia disebut guǐ yā shēn atau guǐ yā chuáng yang berarti ‘hantu yang menduduki dada’. Di Jepang ia adalah kanashibari. Pada budaya Islandia ia juga dipanggil mara, di Malta, ketindihan dikarenakan oleh Haddiela, istri dari Hares. Dan ia menjelma menjadi nama-nama lainnya di banyak budaya di dunia.

Beberapa hal yang disarankan agar terhindar dari ketindihan adalah, berusahalah untuk santai ketika mau tidur dan tidak dalam keadaan telentang, jika merasa bahwa ia akan datang, usahakanlah bernafas dengan kuat dan melawan sekuat tenaga dengan menggerakkan badan atau paling tidak jari dengan paksa, sebelum ia menjadi bertambah berat dan ‘lumpuh’, lalu cobalah untuk membaca sesuatu yang menyenangkan dan lucu dan tentu saja berdo’a terlebih dahulu agar si Jin pergi.

Ya itu saja, lalu saya harus menyarankan apa lagi coba? Masak saya harus memberi saran make up seperti kalau memakai foundation maka warnanya haruslah satu tingkat lebih gelap dari kulit wajah, atau riasan mata sudah glamour dan heboh maka bibir haruslah berwarna kalem atau sebaliknya.

May 26, 2011



John Henry Fuseli's 'The Nightmare'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar