Kecoa adalah hewan purba
Kecoa atau coro atau lipas atau kepuyuk adalah serangga yang termasuk ke dalam hewan purba yang telah ada sejak kurang lebih 350 juta tahun yang lalu yang artinya mereka telah ada 345 juta tahun yang lalu dibandingkan era manusia (menurut sains). Kecoa atau coro adalah insekta dari ordo Blattodea yang kurang lebih terdiri dari 3.500 spesies dalam 6 familia. Kecoa terdapat hampir di seluruh belahan bumi, kecuali di wilayah kutub. Karena sifat ke’purba’an dan terdapat hampir di semua belahan bumi itulah yang menunjukkan kalau serangga ini adalah serangga yang tahan banting. Bayangkan saja kecoa dapat hidup selama paling tidak sebulan jika kepalanya putus. Hah!??
|
imej diambil google |
Kecoa masih dapat hidup jika kepalanya putus dari badannya
Yup, itu benar. Kecoa dapat bertahan hidup sebulan lamanya jika kepanya putus dari badannya. Jika memilki kepala pada manusia berfungsi untuk:
1. Organ bernafas manusia adalah hidung dan mulut yang terletak di bagian kepala. Hilangnya kepala berarti mengakibatkan terganggunya sisitem pernafasan yang dibutuhkan oleh manusia yang mengakibatkan kematian.
2. Jangan dulu bicara sakit, pada saat kepala putus dari badan maka mengakibatkan hilangnya banyak darah yang mengakibatkan turunnya tekanan darah dan hilangnya pasokan oksigen yang dibutuhkan tubuh. Hal ini juga berakibat kematian.
3. Kepala adalah tempat di mana organ mulut untuk minum dan makan terletak. Jika kita tidak minum dan makan maka akibat dari hal ini juga dapat ditebak, kematian.
Namun tidak pada kecoa dan pada serangga umumnya.
1. Kecoa bernafas melalui spirakel yang terdapat di setiap bagian tubuh, dan darah mereka tidak membawa oksigen ke jaringan tubuh sebagaimana pada manusia. Spirakel-spirakel mereka mengantarkan udara ke tiap sel tubuh melalui trakea. Dan tidak sama layaknya manusia, otak mereka tidak bertanggung jawab atas pengaturan pernafasan ke setiap organ pernafasan atau spirakel tersebut.
2. Kecoa tidak memiliki tekanan darah seperti mamalia sehingga terputusnya kepala dari badan tidak mengakibatkan pendarahan yang gawat.
3. Kecoa termasuk dalam hewan poikilotherm atau hewan berdarah dingin. Merekas tidak butuh banyak makanan seperti layaknya manusia. Satu hari makan dapat membuat mereka bertahan selama sebulan selama mereka tidak bergerak terlalu aktif. Sehingga walaupun tanpa kepala kecoa masih dapat duduk-duduk bersantai menikmati pemandangan (pemandangan? kan matanya udah gak ada?) apalagi didukung cuaca yang dingin, tanpa takut nyawanya hilang asalkan mereka tidak terinfeksi oleh jamur, bakteri ataupun virus yang dapat membuat mereka mati dengan segera.
|
imej diambil dari google |
Apakah kecoa buang air besar besar/kencing?
Jawabnya adalah ‘Ya’. Namun buang air besar/kencing tidak dalam artian sebagaimana hewan mamalia lainnya. Mereka mengeluarkan hasil buangan mereka dalam bentuk gumpalan kecil hitam yang umumnya berupa uric acid. Uric acid atau asam urat adalah produk limbah biasanya hadir dalam darah sebagai akibat dari kerusakan purin. Pada manusia, jumlah yang berlebihan asam urat dapat menyebabkan kristal terbentuk dalam sendi dan asam urat menyebabkan encok. Darah kecoa tidak merah karena mereka tidak menggunakan hemoglobin untuk membawa oksigen. Bahkan aliran darah merekapun tidak digunakan untuk membawa oksigen. Kecoa menggunakan trakea untuk membawa oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida dari jaringan tubuh mereka. Kecoa jantan memiliki darah yang relatif tidak berwarna. Larva betina memiliki darah berwarna. Hanya betina dewasa yang memproduksi telur memiliki sedikit darah oranye karena vitellogenin protein yang dibuat di hati kecoa (tubuh lemak) dan diangkut melalui darah ke ovarium. Ini protein yang sama seperti yang ada pada kuning telur ayam yang berwarna jingga karena mengandung karotenoid, vitamin A seperti yang dibutuhkan oleh molekul embrio untuk berkembang secara normal.
Kecoa adalah serangga omnivora. Mereka memakan apapun yang dapat dimakan dan dicerna oleh sistem pencernaan mereka. Kebanyakan yang mereka makan adalah yang bersifat organic. Apakah mereka menggigit manusia? Jawabnya adalah YA, jarang sekali, tetapi ya. Hal ini dilakukan biasanya ketika manusia yang menjadi tergetnya tidak banyak bergerak atau malah tidur. Mereka juga sepertinya tertarik pada lubang-lubang tubuh targetnya, krena itu mereka sering berada dekat dengan telinga pada saat mereka mendekati orang yang sedang tidur. Jadi, awaskan telinga anda dari mereka. Saya pernah beberapa kali mengalami digigit oleh kecoa dan ini bukanlah suatu hal yang membanggakan (hadeeeeh). Saya pernah sekali dua di gigit di kelopak mata yang menyebabkan mata saya menjadi sakit ketika dibuka keesokan harinya, dan sekali dua juga jari saya. Mungkin karena mereka seringkali berada dekat pada kotoran dan bangkai maka mereka membawa bibit penyakit atau bakteria yang bersifat asam yang menyebabkan iritasi. Hal ini juga yang menyebabkan hilangnya lapisan kulit atas jari saya pada saat mereka menggigitnya hingga iritasi. Saya kehilangan sidik jari untuk beberapa lama karena ini.
Apakah kecoa memiliki sistem pendukung bagi kehidupan mereka?
Seperti dijelaskan di atas, kecoa adalah hewan omnivora yang memakan umumnya hal bersifat organik yang (diharapkan) tidak menyerang mereka balik hehehe… Selama lingkungan tempat tinggal mereka mampu menyediakan makanan yang cukup dan kenyamanan untuk hidup maka mereka akan tetap tinggal di tempat tersebut, jadi secara kasarnya boleh dikatakan, kitalah(manusia)sebagai sistem pendukung kehidupan mereka.
Jenis kecoa jantan pada umumnya, tidak memiliki sayap pendek dibandingkan betina. Pada umumnya yang betina lebih besar dan kuat dibandingkan yang jantan karena mereka memungkinkan untuk memproduksi dan membawa telur dalam cengkeraman mereka. Contohnya pada spesies Blaberus giganteus. Ada lagi fenomena yang disebut brachyptery (bersayap pendek) yang berhubungan dengan dimorfisme seksual pada beberapa spesie kecoa. Beberapa spesies betina memiliki sayap pendek sehingga mereka tidak dapat melakukan penerbangan meluncur seperti layaknya kecoa lainnya.
Secara umum, sebagian besar spesies kecoa aktif selama empat jam setelah lampu di rumah kita dimatikan. Sementara kita tidur mereka aktif, sedangkan mereka tidur kita aktif. Sederhana.
Reproduksi; Kecoa dapat bertelur tanpa kawin.
1. Kecoa dan hewan lainnya dapat bertelur (tidak subur) tanpa kawin. Sebuah kecoa dan kebanyakan organisme lain harus mulai mematangkan telur (oosit) dalam ovarium mereka jauh sebelum kawin (berlaku pada manusia juga). Telur berovulasi pada jadwal yang ditentukan oleh apakah ia telah berkembang dalam ovarium ke titik ketika siap untuk ovulasi.
2) Setelah ovulasi, ke’ada’an atau ke’tiadaan’ sperma untuk membuahi telur yang berovulasi. Dalam kecoa, jika tidak ada sperma untuk membuahi telur, ootheca yang menutupi telur seringnya sangat tipis. Secara fisiologis, kecoa tahu untuk tidak membuang-buang protein dalam memproduksi penutup oothecal yang tebal. Seringkali betina akan makan telur subur itu untuk mendapatkan kembali protein kuning telur
3) Parthenogenesis adalah proses memproduksi telur yang subur tanpa partisipasi jantan. Beberapa spesies partenogenesis menggunakan kecoa sebagai aturan (tidak ada jantan, atau jantan sangat jarang pada spesies tersebut). Pada kecoa Amerika disebutkan mengatakan untuk dapat menghasilkan keturunan partenogenesis dalam kondisi di mana tidak ada seekor jantanpun yang tersedia.
|
imej diambil dari google |
Siklus reproduksi kecoa seperti siklus hidup, tergantung pada suhu. Suhu maksimum untuk spesies hama adalah 30 º C atau sekitar 86 º F. Pada suhu bahwa kasus telur diproduksi oleh Blattella germanica dewasa dalam waktu sekitar 6 hari tetapi betina memegang peran selama 18 hari sebelum telur menetas. Spesies hama lainnya yang umum, Periplaneta americana, menyimpan kantung telur setiap 3 hari pada suhu 30 º C dan masing-masing kasus telur akan menetas dalam waktu sekitar 30 hari.
Sumber:
http://arthritis.about.com/od/goutdiag/g/uricacid.htm