Jumat, 25 November 2011

Pa, semoga dirimu diterima di sisi-Nya dengan kedamaian

Malam itu aku terbang melintasi angin
Dari jendela, titik-titik air berkejaran
Datang...
Meluncur...
Hilang

~ tiba-tiba aku teringat dengan sliding door ~

Baru kusadari kalau setetes hujan dapat terbelah hingga seribu kali lebih kecil dari biasanya
Di luar tak banyak terlihat lagi cahaya
hanya kilatan petir saja
Terkadang dekat menyilaukan mata atau jauh menyapa, namun di pesawat terang benderang adanya
Dalam pikiranku masih berkelebatan memori-memori yang tersisa
Dahulu kali.

Pa, kita tahu hubungan kita selama ini tidak pernah naik drastis
Kebanyakan turun dan statis
Tapi tetap saja kurasa sesak
Di dalam,
Di dada.

Ada jatuh sebuah cairan dari sudut kanan mataku
Yah mungkin dua, itu saja tak lebih

Apa mungkin karena aku telah mempersiapkan diri jauh hari akan datangnya hari ini?
hari di mana berakhirnya petualanganmu dari satu kamar putih ke kamar putih lainnya

Ironisnya...
Turbulence hebat malam itu tak menaikkan tingkat detak jantungku
Bahkan tidak seperempatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar