Selasa, 14 September 2010

Ģīlīŗaņ Şcoŗpīo Beŗķīşaħ



I
Peŗťemūaņ


Đan sekarang giliran Scopriolah yang bercerita.
Ia bergerak menuju ke sebuah gelondongan kayu yang sudah terletak di antara kumpulan itu. Kayu yang memang dipersiapkan sebagai tempat duduk untuk yang mendapat giliran menyampaikan ceritanya. Ia mengenakan baju panjang berwarna biru yang menutup sampai ke mata kakinya, ada motif binatang-binatang berwarna perak yang tak terlalu kentara di sana. Pada kepalanya tersangkut syal berwarna putih, yang diikat sedemikian rupa hingga menutup rambutnya yang panjang, sama seperti udeng yang sering dipakai oleh para pandita pemuja dewata di Bali. Kalung panjang dengan bandul bulat besar menggantung di lehernya menggambarkan seekor kalajengking hitam keemasan, yang kemudian secara ajaib bergerak keluar dari bandul perlahan dan memanjat ke leher dan kepala Scorpio, lalu turun ke bahunya dan berdiam di sana. Tak sedikitpun Scorpio merasa terganggu dengan tingkah peliharaannya itu. Tak lama kemudian kalajengking itupun turun kembali ke kalung panjang Scorpio dan masuk menembus ke dalam bandul dengan mudahnya dan mematung kembali layaknya hiasan di sana.

Angin yang berhembus kencang di senja yang mendung itu membuat suasana di atas tebing pinggir laut, tempat Scorpio dan yang lainnya berkumpul, menampilkan aura magis yang kental. Di kejauhan, terlihat awan hitam sudah menumpahkan hujan disertai badai di tengah laut, sepertinya tak ada warna lain di sana selain hitam dan abu-abu pekat. Bahkan warna lautpun menjadi seragam dengan mereka.
kadang kau dapat melihat petir bersahutan di antara awan-awan besar itu.
Sementara di bawah mereka suara ombak berlomba-lomba untuk mencapai tebing karang yang telah mencekung tempat mereka berada di atasnya, dan menciptakan suara deburan. Tapi walaupun begitu, hujan sepertinya masih enggan menyapa daerah Scorpio dan teman-temannya untuk menumpahkan airnya, ia hanya mengirimkan angin kencang yang terus menggoyang ranting-ranting pohon di sekitar tempat mereka bergoyang. Dedaunan saling bergesekan atau terbang tinggi ditimpa angin yang berdesing seperti memainkan suatu melodi alam yang aneh.
Di antara pepohonan di atas tebing itu, Scorpio duduk berkumpul bersama ke dua belas temannya yang lain, mengelilingi api unggun. Percikan baranya terbang kemana-mana seperti kunang-kunang karena terkena hembusan angin, namun api tak kunjung padam.
‘Kini giliranmu untuk duduk di kursi itu Scorpio.’ Kembar-Gemini membuka suara. Scorpio berdiri dan duduk di kursi itu. Kursi yang menjadikannya sebagai pencerita utama setelah yang lainnya. Dan bagi siapapun yang duduk di situ harus memiliki sebuah cerita yang lebih baik dari siapapun yang hadir.
‘Ya, ya, ya…’ kata Scorpio, sepertinya ia sudah memiliki persediaan cerita ang baik untuk pertemuan ini
Gemini perempuan duduk dengan rambutnya yang berwarna laksana buah pepaya matang yang disanggul tinggi. Di sebelahnya duduk kembaran lelakinya. Janggutnya yang panjang berwarna keperakan semakin menambah wibawa dan ketampanannya. Keduanya bukan dalam tampang yang tua renta. Namun matanya menunjukkan kematangan dalam usia. Mereka terlihat bersinar dengan pakaian warna emas dan kalung panjang berbandul besar bergambar lambang dua orang kembar Gemini, yang lucunya, gambar itu beberapa waktu sekali berganti posisi yang sama layaknya dikomando, hanya mereka saling membelakangi atau saling berhadapan. Scorpio yang duduk di sana sebagai yang mendapat giliran bercerita paling akhir juga belum mau membuka suara. Ia masih menuang gelasnya dengan kopi yang dipanaskan di api unggun dan menunggu yang lain untuk bercerita lebih dahulu. Namun yang lain juga terlihat masih diam saja tak peduli. Itulah ritual yang sudah-sudah.
Seperti halnya yang terlihat pada Leo. Ia masih sibuk menyantap makanan yang ada. Di tangannya terdapat potongan daging ayam yang mereka bakar di perapian yang telah siap untuk masuk ke dalam mulutnya yang masih mengunyah makanan yang belum ditelan. Dengan tangannya yang lain ia mengambil sekaleng coke dan segera mendorong kunyahan ayam itu ke dalam kerongkongannya dengan tergesa. Kerongkongan yang tak siap untuk potongan ayam itu menjadi berulah. Ada potongan kecil yang tersangkut yang tentu saja membuat Leo menjadi terbatuk-batuk berusaha mengeluarkan potongan itu dari kerongkongannya. Tangannya yang terguncang menyebabkan sedikit coke lalu tertumpah dari kaleng dan mengenai janggutnya. Ia mengibaskan janggut kecoklatannya dari tumpahan coke itu dan mengelap mulutnya dengan punggung tangannya.
Libra merasa iba padanya. Iba akan kerakusan Leo pada makanan seakan tidak ada waktu lain untuk menggigit, mengunyah, dan menelannya dengan tenang. Ia memberi isyarat dengan tangannya pada Sagitarius untuk menepuk punggung Leo dari belakang sebagai usaha untuk mengeluarkan benda asing tersebut dari kerongkongannya. Sagitarius yang berada di belakang Leo dengan tersenyum melakukan apa yang minta Libra padanya. Dengan sedikit hentakan kecil, ia menepuk punggung Leo dengan kaki kuda depannya yang membuat Leo terbatuk-batuk lebih keras dan berhasil memuntahkan potongan daging itu dari kerongkongannya. Tapi Sagitarius belum berhenti menepuk punggung Leo walaupun Leo sudah memberinya tanda untuk berhenti, hingga Leo harus memalingkan wajahnya dan menampakkan muka kesal dan menggeram pada Sagitarius karena telah mengerjainya. Melihat wajah Leo seperti itu, Sagitarius berhenti dan berpura-pura tidak merasa bersalah.
‘Hah… Melihat cuacanya, aku jadi teringat waktu aku berada di Thailand kemarin. Ada satu hari di mana awan seperti akan menumpahkan semua air yang dikandungnya.’ Virgo bersuara di antara mereka dan Leo yang masih terbatuk.
‘Hei, apa yang kau bawa dari Thailand?’ Capricorn bertanya padanya.
‘Maaf aku tidak membawa apa-apa untuk kalian, tapi di sana itu benar-benar indah. Berjalan-jalan di pinggiran Chao Phraya melihat Wat Arun sungguh mendamaikan hati.’ matanya terpejam seakan mengingat momen itu kembali. Ada sebuah senyum kecil di wajahnya.
‘Hah, kau tak harus ke sana hanya untuk mendamaikan hati. Tidur cukup dan menjauhi stress juga bisa mendamaikan hati. Tapi iyalah, hati yang damai sepertinya sangat cocok untukmu.’ Cancer ikut bicara. Sosok tubuh perempuannya banyak didominasi dengan warna merah muda. Mulai dari kulit tubuh, hingga kuku-kukunya berwarna merah muda yang lembut. Jemari lentiknya menjangkau buah beri yang ada di hadapannya dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Lidahnya menjangkau buah itu duluan sebelum giginya.
Virgo melirik pada Cancer seakan tak mau diprotes.
‘Maksudmu…?’ ia balik bertanya dengan nada tak suka, seseorang yang melihat gelagat-akan-ribut segera menyela,
‘Hei, hei, hei kalian berhentilah. Kalian pasti bakal bertengkar lagi. Kalian ingatlah kalau masing-masing kita sudah hidup selama hampir tiga millennium, tetapi mengapa kalian masih juga belum bisa berdamai satu dengan yang lainnya!’ Sagitarius mencoba mendamaikan mereka. Matanya memancarkan rasa kesal ke arah Virgo dan Cancer. Tangannya merapikan jaket kulitnya yang terkena debu yang terbawa angin.
Sagitarius adalah sesosok makhluk Centaur yang keputusan dan kebijaksanaannya mampu mematahkan kesombongan orang lain jika mereka hanya terpaku melihat remeh sosoknya yang setengah kuda setengah manusia. Kuku-kuku besi kakinya kerap memercikkan api jika berlari. Tapi usahanya menenangkan belum mendapat tanggapan positif dari Cancer.
‘Well, mungkin karena hati Virgo yang terlalu damai, membuat dirinya menjadi lebih peka.’
‘Hei, berhentilah kalian semua!’ kali ini dengan Sagitarius berkata dengan sedikit bentakan yang kemudian benar-benar menghentikan pertikaian.
‘Sagitarius benar, makhluk setua kita tidak seharusnya saling bertikai, masing-masing kita memiliki tugas yang harus dijalani dan kesempatan berkeliling dunia kapan saja kita mau.’
‘Puh, daging ini terasa palsu. Siapa yang membelinya? Kalian kembar Gemini?’ Leo seperti tak mendengarkan pada semua perseteruan itu, ia hanya fokus pada makanan yang ada. Yang yang telah berubah menjadi tulang itu lalu ia lemparkan ke dalam api, tapi sedikit nyalanya terserak dan menyambar sedikit bulu-bulu yang tumbuh di tangannya. Ia memang terlihat seperti manusia-singa atau singa-manusia (?).
Kembar-Gemini diam saling berpandangan.
‘Itulah karenanya aku tidak suka dengan makanan beku yang dijual di supermarket, rasanya, terasa aneh.’
‘Hey, kalau kau ingat, banyak hal sudah terasa tidak orisinil lagi di dunia ini. Lagian daging palsu itu sudah habis juga kau lumat ke dalam perutmu kan.’ Gemini lelaki membela diri.
‘Woooi, kalian semua, bisakah kita mulai sekarang! Kita semua di sini berjumpa setelah setahun tidak bertemu satu dengan yang lainnya. Untuk bercerita dan lain hal. Seharusnya kita semua saling menghargai dan melepas kangen.’ Libra mulai tak sabar.
Dirinya adalah perlambang dua hal, kiri-kanan, atas-bawah, yin-yang. Terkadang ia menjadi sangat perasa, atau sangat keras, terkadang bahkan sangat plin-plan. Sesuatu yang inkonsisten, tetapi sangat loyal dan bersahabat.
Libra layaknya titisan Herrmaphroditos yang memiliki sisi pria dan wanita sekaligus. Sesaat ia dapat menjelma menjadi wanita yang sangat cantik, seksi dan menggairahkan dengan lekuk tubuh sempurna dan rambut hitam panjang nya yang semakin menunjukkan keeksotikannya sosoknya, tetapi di sisi lain, dirinya tiba-tiba dapat berubah kapan saja dan di mana saja sesuai dengan suasana hatinya menjadi bentuk seorang lelaki dewasa yang tampan dengan mata yang tajam dan janggut yang tertata rapi. Kali ini ia tampil dengan sisi wanitanya. Rambut panjangnya ia sanggul tinggi menggantung ke belakang sekenanya, dan disemat dengan bantuan sepasang sumpit padanya. Sebuah tato berbentuk lingkaran di tengkuknya tersibak di antara rambutnya. Sebuah jaket kulit pendek ketat berwarna hitam dan celana jeans, tak kuasa membalut tubuhnya sampai menampilkan lekuk-lekuk tubuhnya.
‘Aku setuju,’ kata Taurus yang terlihat kelelahan dengan tubuhnya yang tambun. Sedikit kulit perutnya mencuat menampakkan diri dari balik pakaian longgar yang dikenakannya. Sepertinya lemak-lemak senang tinggal dengannya hingga dapat merubah penampilannya hanya dalam hitungan hari
‘Ayo, siapa yang memiliki cerita hebat, mulailah menceritakannya pada kita semua, …’ lalu diam sejenak, ‘bila tidak, maka biar Scorpio yang mengakhiri pertemuan ini. Ayolah.’
Taurus memiliki kebiasaan untuk memegang kedua tanduk yang tumbuh di atas kepalanya, seakan-akan takut kalau tanduk itu patah atau tidak terasa tajam lagi. Kedua tanduk itulah satu-satunya alat yang ia harapkan akan membuat wajahnya tampak lebih garang dan menyeramkan, karena teman-teman dan orang-orang yang mengenalnya sering menyebutnya si Wajah Bayi atau malah mencubit pipinya yang tembem dan memerah yang membuatnya terlihat lebih lucu. Dsan ia tidak senang dengan itu.
‘Ya, ayolah kalian semua berceritalah, aku sudah tidak sabar.’ Scorpio menghela nafas.
‘Giliranmu paling akhir bapak.’ Pisces mengingatkan. Ikan kecil di dalam bandulnya melompat-lompat ingin keluar. Tapi Pisces tidak membiarkan itu terjadi karena ia sudah menguncinya di dalam.
‘Baiklah, biar aku yang memulai.’ Aries kemudian memperbaiki posisi duduknya. Semua mulai memperhatikan.
‘Ini adalah cerita tentang Adam Maghliel.’
‘Who?’ Pisces, Aquarius dan Sagitarius bertanya serempak. Mereka sendiri tidak percaya akan berlaku sama seperti itu.
‘Adam Maghliel, M-A-G-H-L-I-E-L. Anyway, just hear the story will you?’ Aries merasa tak enak karena belum apa-apa, tokohnya sudah dipertanyakan.
‘Ok, Adam Maghliel. Ia terlahir di keluarga yang religius. Masa kecilnya cukup menyenangkan tapi tetap di bawah bimbingan rohani yang cenderung kuat dari orangtuanya. Walaupun ia mendapat banyak bimbingan rohani, dan karena itu pula, ia merasa ada sesuatu dalam dirinya yang mengatakan kalau selama ini ia telah berada di jalan yang salah dalam hidupnya. Bukan dengan keyakinannya, namun lebih pada pribadinya. Namun sesuatu pada sebagian dirinya itu telah merasa nyaman. Sejak ia tahu ada hal yang terasa aneh padanya, karena sejak kecil, ia senang memperhatikan tetangganya, Josh, seorang lelaki muda yang selalu mencuci mobil dengan bertelanjang dada hingga memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh yang kekar. Ada sesuatu dalam dirinya yang tertarik pada sosok lelaki muda itu. dan itu berlanjut, sampai ia menginjak pendidikan sekolah menengah ia baru benar-benar menyadari kalau dirinya memiliki suatu hasrat terhadap …’
‘Wait! Stop! Stop, stop! Is this story going somewhere?’ cerita itu langsung terpotong dengan selaan dari Libra.
‘Mengapa?’
‘Karena kalau kau hanya menceritakan bahwa si Adam… siapalah namanya, memiliki ketertarikan kepada sesama jenis dan merasa bahwa dirinya adalah wanita yang terperangkap dalam tubuh seorang pria, atau, pria yang punya… maka itu adalah… fuuuh. Forget it!’ Libra merasa keberatan karena cerita itu seperti menyinggung dirinya.
‘Hei, memangnya kenapa? Aku tidak bermaksud menyinggung siapapun, cerita ini juga memiliki pesan moral. Mengapa kau harus merasa tersinggung pada semua hal yang berhubungan dengan hubungan sejenis atau transeksual? Kami tak pernah mempermasalahkan siapa dirimu dan transformasi pria-wanita-pria-mu selama ini.’
‘Ya, memang. Tapi tetap saja aku tidak merasa nyaman dengannya. Kau boleh bercerita mengenai itu kapan saja, kapan saja but not when I’m here, please.’
Libra berkeras agar cerita itu sebaiknya tidak usah dilanjutkan.
‘Still it doesn’t make any sense. Aku berhak kan bercerita apa saja. Ini giliranku?’
‘Maka carilah cerita yang lain Aries. Kau punya ribuan cerita dalam pikiranmu yang bisa kau ceritakan pada kami selain yang itu. No, no!’
‘Lalu?’ tangannya terbuka. Libra menggeleng. Yang lain tidak bersuara. Seakan-akan ada suara bersama yang mengatakan ‘Jangan coba-coba membantah dengan libra atau kau akan mati kutu jika berdebat dengannya.dan lagi ini adalah masalah sensitif baginya.’ Akhirnya Aries menyerah, mulutnya menghela nafas yang kemudian membentuk uap ke udara.
Langit di atas sudah hitam, dan tak ada tanda-tanda akan cerah. Tak satu bintangpun yang terlihat di langit. Angin kencang masih terus berhembus dan menerbangkan dedaunan tua kemana-mana. Udara dingin makin terasa.
Pisces menutup lehernya dengan syal. Kembar-Gemini juga melakukan hal yang sama. Capricorn menyiramkan sedikit vodka pada api yang membuat nyalanya semakin marak sesaat. Dan masing-masing mereka semakin mendekatkan diri ke api unggun berharap hangat dapat melingkari tubuh. Di antara mereka kemudian saling berpandangan dan menunggu siapa yang akan mengambil urutan untuk bercerita kembali kemudian.
‘Baiklah aku saja.’ Virgo mengajukan diri setelah melihat tak ada tanda-tanda bahwa yang lain akan bercerita.
‘Apakah ini mengenai kunjunganmu ke Thailand atau Mesir?’
‘Cancer! Hentikanlah!’ Beberapa dari mereka mengingatkannya untuk tak memulai keributan lagi.
‘Okay, aku hanya ingin tahu.’
Lalu Cancer diam.
Virgo melirik kepada Cancer seakan mengatakan rasain lu.
‘Baiklah, ini sebuah cerita pendek. sangat pendek. Ada seseorang, sebut saja namanya Farouz. Farouz adalah seorang suami, seorang ayah dan seorang staf sebuah perusahaan export-import yang cukup ternama. Kariernya berjalan cukup baik di tempatnya bekerja, karena ia termasuk orang yang suka bekerja keras dan kreatif. Istrinya bernama Aina, seorang perempuan yang sangat cocok menjadi istri impian lelaki manapun.
Aina adalah seorang perempuan yang termasuk dalam kategori sempurna untuk pria. Ia cantik, badannya langsing sintal, pandai memasak dan bergaul. Matanya memancarkan kedewasaan dan kemanjaan anak-anak sekaligus. Ia benar-benar seorang istri yang ideal dan dapat diandalkan, apalagi di tempat tinggal mereka yang baru, karena Farouz baru saja membeli sebuah rumah di suatu kompleks di pinggir kota. Tidak ada seorang istripun di kawasan tempat tinggal mereka yang tidak meng-iri-kan Aina, dan tidak ada seorang suamipun di sana yang tidak tertarik istrinya Farouz. Sehingga terkadang para istri menjewer suami mereka dan bertengkar setelahnya hanya karena Aina melintas di depan rumah mereka. Bukan salah Aina untuk dilahirkan cantik menarik. Alasan Farous untuk pindah ke kompleks perumahan yang baru ini sederhana. Ia merasa bahwa dengan mulusnya kariernya di tempat ia bekerja, maka sudah saatnya pula mereka pindah ke tempat yang lebih baik dan besar dari rumah mereka yang lama. Apalagi mereka telah memiliki seorang putra, Dennis, yang masih duduk di bangku sekolah dasar.’ Virgo lalu menarik nafas dan meneguk kaleng sodanya. Ia mengelap mulutnya dengan punggung tangannya dahulu sebelum melanjutkan ceritanya.
‘Sebagai seorang manajer kantor cabang, Farouz cukup disegani dan disenangi bawahannya, karena sifatnya yang fleksibel dan perhatian pada semua orang. Dan ia juga disayangi oleh atasannya karena prestasi kerjanya yang memuaskan. Dari luar, Farous juga adalah lelaki yang ideal layaknya Aina. Mereka terlihat seperti pasangan sempurna yang pantas untuk dicemburui siapa saja. Mereka terlihat seperti pasangan yang hanya ada dalam cerita-cerita pangeran dan putri yang syahdu sempurna atau pasangan yang bahagia dalam film-film romantis ringan yang bertahan bersama hingga akhir. Tapi tentu saja tak ada yang sempurna. Dan sempurna adalah ketidaksempurnaan.
Maka suatu hari masuklah seorang wanita yang menjadi karyawan magang di tempat Farouz. Sarah, begitu namanya dipanggil. Seorang wanita yang menarik dan cerdas. Karena fisiknya, tak mungkin setiap orang tak berpaling untuk melirik padanya. Perempuan dan lelaki.
Sarah ditempatkan menjadi karyawan yang bekerja di bawah pengawasan dari Farouz langsung. Dan ternyata Sarah adalah seorang wanita yang gigih dan pintar. Tak butuh waktu lama bagi Farouz untuk mengetahui sistem kerja Sarah. Wanita itu dapat menyerap ilmu dari pimpinannya dan belajar cepat akan situasi yang ada. Pekerjaannya menunjukkan kemajuan dalam waktu yang singkat dan tentu saja hal ini membuat senang Farouz. Farouz kagum akan kemajuan yang dicapai Sarah karena ini juga membuat nama Farous semakin baik di mata atasannya.
Hingga suatu hari,
Farouz mengetahui kalau hari ulang tahun Sarah ternyata sebentar lagi. Dan iapun berencana memberikan kejutan dan mengajak Sarah makan malam berdua dengannya di salah satu restoran perancis, hanya sebagai tanda untuk menunjukkan kalau ia berterima kasih pada hasil kerja yang dicapai selama ini. Hanya itu, tidak lebih.
Tapi di dalam pikirannya, ia mengkhawatirkan satu hal. Ia mengkhawatirkan Aina yang berada di rumah. Apa yang harus dilakukannya bila Aina mengetahui dirinya makan malam dengan bawahannya berdua. Akan menjadi tidak sportif bila ia mengajak bawahan lain dan memuji Sarah di depan yang lain. Dan sebenarnya, jauh di dalam diri Farouz, ia mempertanyakan dirinya bahwa tidak ada yang perlu diributkan nantinya kan? Ia beralasan bahwa ini tidak akan lebih dari makan malam biasa antara bawahan dan atasan jadi tidak perlulah baginya mengajak Aina. Apalagi Aina selama ini cukup mengerti akan dirinya bila harus menghadiri undangan dengan klien atau relasi yang lain pria ataupun wanita. Bahkan ia juga pernah makan dengan wanita yang lebih cantik dari Sarah, dan Aina mengetahui itu semua, namun tidak ada masalah, Aina bisa memakluminya. Jadi bila pada masa itu saja tidak apa-apa, mengapa harus ada apa-apa pada saat ini?
Jadi pada malam ulang tahun itu, Farouz berbohong pada Aina dengan mengatakan ia akan menghadiri acara atas undangan perusahaan lain. Dan Aina tentu saja percaya pada suaminya yang selama ini tidak pernah meminta atau melakukan hal yang macam-macam padanya. Dan ternyata makan malam Farouz dengan Sarahpun berjalan dengan baik. Sangat baik sekali hingga akhirnya, entah siapa yang memulai, mereka mulai terlibat dalam percakapan yang diakhiri dengan suatu ciuman mesra yang hanya dengan dipicu oleh saling pandang, dan itu terjadi di dalam mobil Farouz saat ia mengantar Sarah pulang ke rumahnya.’
‘Aku percaya bahwa pandangan memang dapat menyebabkan ketertarikan seksual.’ Libra berkata.
Lalu Virgo melanjutkan ceritanya,
‘Ia merasa bersalah. Mereka berdua merasa bersalah. Namun berawal dari ciuman itu. Layaknya efek domino yang bermula dari satu lalu berlanjut ke yang lainnya. Ciuman dan malam itu lalu membawa banyak rasa dan perasaan yang rumit. Perselingkuhanpun terjadi. Farouz mulai sering berbohong untuk menutupi kisahnya dengan Sarah dan hal inipun melibatkan hubungan seksual di antara mereka. Hingga akhirnya hubungan mereka tercium oleh Aina. Pertengkaran demi pertengkaran hebat mulai dijalani oleh mereka. Aina berhak untuk marah untuk itu. Ia tidak merasa dirinya memiliki kekurangan, malah dirinya memang terlihat lebih menarik daripada Sarah, walaupun Sarah memang lebih muda darinya. Dan hal lain yang membuat ia marah karena tentu saja itu adalah sebuah… pengkhianatan. Pengkhianatan adalah pengkhianatan, dan itu adalah tiket menuju fatal dalam pernikahan. Dan perasaan yang timbul bukan alasan untuk pembenaran.
Farouz mencoba mencari dalih dan meminta maaf pada Aina bahwa itu adalah kesalahan dan tidak akan terulang kembali. Bahkan ia bisa memecat Sarah esok hari bila itu membuat Aina lega. Tentu saja persoalannya tidak sesederhana itu. Sakit hati adalah sakit hati. Tak peduli berapa tahun yang kau habiskan untuk menghilangkannya hal itu akan selalu ada, selalu ada lubang yang membekas di sudut hatimu yang takkan pernah bisa ditambal dengan apapun.
Tapi apa yang terjadi akhirnya, Aina mencoba berdamai dengan sakit hatinya, walaupun itu sangat-sangat sulit.
Dan Aina memaafkan suaminya.
Ia melakukan itu untuk anak mereka, untuk suaminya yang memang diyakininya masih mencintainya, dan untuk dirinya sendiri. Dan Farouz, hingga kini ia benar-benar tidak melakukan pengkhianatan itu kembali.’
‘Menurut kalian apakah itu suatu perselingkuhan walaupun itu hanya dilakukan dengan kata-kata seperti dalam berkirim sms?’ Gemini perempuan bertanya.
‘Ya, menurutku iya,’ jawab Pisces
‘Walaupun hal itu tidak melibatkan fisik tetapi pasti melibatkan hati.’
‘Apakah cinta merupakan pilihan?’ Capricorn bertanya kali ini.
‘Entahlah, untuk diriku hal itu adalah dilema.’ Libra menjawab sambil mengambil potongan manisan di depannya. Kali ini wujudnya adalah laki-laki.
‘Ya, pastinya, manusia bisa memilih cinta yang mereka mau kan.’
‘Tidak, cinta datang tanpa mereka kehendaki, mereka hanya bisa menerima.’
‘Benarkah?’ Virgo meragukan hal itu yang membuat dirinya dan Leo saling bersanggahan.
‘Tapi tunggu dulu. Apakah adil bila itu menyangkut perasaaan Sarah?’ Libra kemudian mengajukan pertanyaan
‘Maksudmu?’ Leo menimpali
‘Sarah juga memiliki perasaan. Ia juga dapat terluka. Mungkin ia dianggap sebagai perempuan perusak rumah tangga orang lain, tapi apakah ada yang menyadarai kalau ia sebenarnya juga seorang korban?’
Yang lain diam.
‘Sarah juga tidak mau mendapatkan rasa itu kan? Ia juga tidak menyangka kalau cinta bisa datang padanya lewat lelaki yang telah berkeluarga.’
‘Perkawinan adalah perkawinan. Dan perkawinan adalah komitmen yang dibangun dengan kesetiaan. Perempuan itu sudah mengetahui kalau lelaki yang bersamanya malam itu adalah pimpinannya dan ia telah berkeluarga.’ tegas Virgo.
‘Tapi Sarah tidak meminta itu. Cinta datang sendiri kepadamu tanpa diminta. Dan Sarah atau … siapapun yang menjadi selingkuhan pastinya juga terluka. Sang lelaki atau siapapun yang pertama memulailah yang seharusnya tidak menciptakan semua percikan itu sedari awal. Dan siapapun yang memulai itulah yang seharusnya menjadi biang masalahnya dari pertama.’
Semuanya kembali terdiam.
‘Tapi, itu cuma pendapatku. Maksudku… selalu ada dua atau banyak sisi untuk dilihat dari satu masalah kan.’
‘Menurutku tak ada satupun dari kita atau manusia yang dapat mengerti cinta. Siapa yang setuju denganku?’ Sagitarius bertanya dan beberapa tangan teracung.
‘Hah! Ok. Cerita selanjutnya.’ Capricorn langsung melirik pada yang lain.
‘Bagaimana denganmu? Apa kau sendiri akan bercerita?’ Libra malah bertanya pada Capricorn, tampangnya mengantuk. Capricorn hanya terdiam
‘Baiklah, bila tidak ada lagi yang akan bercerita, maka kini giliraku untuk bercerita. Agar kita semua bisa istirahat dan melanjutkan pekerjaan kita masing-masing esok hari.’
Scorpio kemudian melihat kepada yang lain tetapi teman-temannya yang lain terdiam dan saling berpandangan, hingga mereka kemudian sadar bahwa tidak ada satupun di antara mereka yang akan bercerita kembali.
Dan beberapa dari mereka lalu hanya mengangguk setuju dengan ide Scorpio.

* * *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar