Rabu, 14 Juli 2010

Leave the Strawberries Behind

Dear Diary…

‘dis will be my tenth meeting with ‘him’

If ‘he’ arrived, off course…

Come w/ a lil’ basket full of strawberries

Take me to the bed

Feed me w/ one of those lustrous juicy fruits

Then we fuck…

Tapi tidak. Dia tidak datang ternyata. Entah mengapa aku tak tahu alasannya. Hingga akhirnya kau menelepon.

‘Maaf sayang, aku tidak bisa datang. Adikku sakit, jadi aku harus mengantarnya ke rumah sakit. Ini aku lagi menunggu hasil dari dokter.’

‘Ooh, apa yang terjadi? Dia kenapa? Aku bertanya cemas.

‘Aku belum tau. Dia bilang dia merasakan kalau perutnya kram, dan dadanya terasa panas. Apakah itu keracunan, alergi, atau hal lainnya aku tidak tahu.’

Lalu terdiam sesaat,

‘Baiklah, nanti aku telepon lagi oke…’

‘Oke.’

‘C U honey. Bye.’ Lalu telepon ditutup.

Aku terduduk di beranda. Di lantai 17 gedung apartmentku. Apartment yang kubeli dari hasil hubungan kontrakku dengan seorang pengusaha selama setahun lamanya. Dia menikmati tubuh dan pelayanan yang kuberikan, aku mendapatkan apartment dan sebuah galeri. Pertukaran yang adil bukan (?).’

Rasanya tak adil. Aku merasa bersalah bila menginginkan dirinya datang dan bersamaku sementara adiknya benar-benar memerlukan kehadirannya saat ini.

Angin berhembus menerpaku dan masuk ke dalam lewat pintu yang sengaja ku buka lebar.sebenarnya aku cukup kedinginan, apalagi dengan pakaian yang kupakai saat ini. Short pants dan kamisol, dan selembar cardigan yang kupakai seadanya. Tapi aku tetap asik melihat cahaya gemerlap kota di bawah yang kontras dengan gelapnya langit malam.

Aku bertemu dengannya saat aku menghadiri pameran seorang teman pelukisku di kota ini. Dua bulan yang lalu, yang kemudian berlanjut hingga sekarang. Sesuatu yang lain yang menghinggapiku saat aku bersamanya. Dan aku merasa nyaman dengan itu semua. Yang menyadarkanku akan siapa diriku sebenarnya.

Akupun lalu masuk ke dalam, menutup pintu dan menuju kulkas. Mengambil semangkuk es krim dari dalamnya dan menyantapnya di kamar. Televisi menampilkan hutan hujan yang ditayangkan Discovery Channel. Aku lalu mencari saluran dewasa di dalamnya. Salah saru channel dari Perancis memungkinkan aku untuk mendapatkannya.

Hingga akhirnya aku terlelap sendiri dan tak ingat apa-apa lagi.

* * *

Pagi ini aku berniat untuk berenang di kolam di bawah. Menyejukkan pikiran, sedikit berjemur sebelum menuju ke galeri. Beberapa pasang mata terlihat menatapku ketika aku membuka mantel mandiku dan menampilkan two-piece swimsuit yang kukenakan. I don’t give a damn care! Bukan salahku kalau mereka bergairah melihat tubuhku. Toh aku memiliki tubuh yang bagus.

* * *

Hari ini aku merasa malas untuk bekerja. Sangat malas. Tawaran untuk mengadakan pameran datang dari salah satu pelukis di Bali untuk dua bulan mendatang. Aku hanya mengiyakan. Sebenarnya 60 persen aku tidak terlalu menyimak apa yang di katakannya. Yang penting aku sudah mengiyakan kan?

Hingga akhirnya kau meneleponku pada tengah hari. And I am so excited.

‘Sayang apa kabar?’

‘Bagaimana Naya?’ Tentu saja aku harus menanyakan kabar adiknya kan sebagai satu wujud kepedulianku pada keluarganya.

‘Dia gak apa-apa. Hari ini di sudah boleh pulang. Jadi nanti malam aku bisa ke tempatmu.’

‘Lalu siapa yang menjaga Naya?’

Ada, gak usah khawatir.’

Aku tersenyum, aku merasa gak enak kalau dia ke tempatku sementara adiknya belum baikan.

‘Baiklah. Jam 7.30 aku sudah ada di rumah. Ada beberapa hal yang harus kulakukan. But dinner at mine, ok.’

‘Maka jam 8.00 aku akan ada di sana. Ok?’

‘Ok, honey.’

‘Bye sayang..’

‘Bye, luv U…’ Tepp! percakapan terputus.

Tiba-tiba aku merasa memiliki semangat untuk melanjutkan kerja hari ini, setelah aku merasa sangat malas tadinya.

* * *

Jam 6.00 sore aku menyudahi pekerjaanku dan menuju ke sebuah supermarket. Aku membeli sebotol wine dan makanan lain untuk menyambutnya. Sekumpulan strawberries terlihat merah ranum menggoda yang segera mengingatkanku pada dirimu. Kau pasti akan membawakanku sekeranjang strawberry lagi untuk mennggodaku nanti. Pikiranku mulai melayang kemana-mana.

Di rumah, aku menyiapkan segala sesuatunya sebaik mungkin untuk menyambutmu. Aku ingin makan mlam ini terasa intim.

Lalu aku terduduk kelelahan di ruang tv. Hingga akhirnya kau mengetuk pintu dan berdiri di sana ketika aku membukannya. Elegan. Dan tak lupa sekeranjang strawberry di tanganmu. Aku mempersilahkanmu masuk dan kau pun memelukku. Menyuapku dengan sebuah strawberry ranum dan berbisik.

‘I love U Sarah…’

‘I love U too Nadya.’

* * *

Ky

January 12th 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar